Friday 20 January 2012

KK2: Tata Bahasa Baku B.Indonesia

Bismillah . . .

Pagi – pagi nan cerah berangkat menuju Salman ITB dengan hati riang gembira. Meskipun mata kuliah hari ini terbayang akan monoton dan menguras banyak pikiran, semangat pagi harus tetap menyala.

Dewi tiba pukul 09.00 di basement,pukul 09.03 di ruang tamu kelas Ustman, terlambat 3 menit. Ahad depan harus lebih in time. Semangat!!!

Sejauh mata memandang, baru dua orang peserta yang datang. Perkenalan dan percakapan akrab pun terjadi, bla bla bla. Di akhir percakapan, Dewi mempromosikan coklat enak isi selai bluberi, stroberi, & kiwi. (Tersedia juga coklat dalam toples untuk bingkisan, kudapan Hari Raya Idul Fitri, dan lain – lain. Bentuk, ukuran, dan jumlah serta tulisan dapat dipesan mulai harga Rp15.000-Rp.35.000, ha ha ha, I love selling)
Menit demi menit terlewati, semakin banyak peserta lain bermunculan.

“Teh, silakan dilihat-lihat coklatnya. Coklat asli isi selai, selai bluberi dan stroberi, baunya harum sejauh mata memandang.”

“Buat sendiri?”, tanya salah satu dari teman – teman.

“Iya”, diakhiri dengan senyum paling manis.

“Wah, bla bla bla”, percakapan antar pelanggan dan Dewi berlangsung cukup lama. Mulai dari proses pembuatan, bahan, penjualan. Promosi ke beberapa kelompok peserta akhirnya membuahkan hasil. Coklat seharga Rp1500 terjual, alhamdulillah senangnya.

Acara berlanjut ke games ta’aruf. Hmmm, menyenangkan (jenis games ini kemudian di adopsi ke acara Kajian Ilmiah Islam dan Kethifanan UKM Thifan Po Khan Tsufuk Universitas Pendidikan Indonesia pada hari Sabtu, 3 Desember 2011, he he he, promosi lagi, I love selling).

Kuliah dimulai. Pemateri datang. Dilihat dari fisik dan tampilan, nampak seperti mahasiswa pada umumnya (ya iyalah, 1985 gitu lho). Saat moderator membacakan Curiculum Vitae, terbayang di pikiran bahwa selama dua jam beliau mengisi kuliah berjudul Tata Bahasa Baku B.Indonesia dengan penuh tuntutan menghafal aturan – aturan menulis, subhanallah perjuangan, (apapun itu “makan” aja Wi, namanya juga belajar).
Benarkah bayangan pikiran tadi itu benar, tenyata TIDAK saudara – saudara. Beliau mengisi kuliah dengan cerita, yah cerita. Cerita yang berisi tentang mengapa harus ada aturan, apa resikonya bila menulis sesuai aturan pribadi, bagaimana aplikasi tata bahasa dalam kehidupan sehari – hari, dll.

Sahabatku, ternyata bila tulisan kita ingin dibaca oleh saudara kita dari Aceh sampai Timika Papua sana, kita harus membuat tulisan dengan aturan itu. Jika tidak, maka maksud tulisan dari penulis ke pembaca tidak akan sampai. Membuat novel, cerpen dll harus baik dengan benar, tidak harus baku dan meninggalkan kekhasan berbagai macam daerah. Tulisan Baku itu hanya ada di Jurnal Ilmiah, Skripsi, Karya Tulis Ilmiah, dll. So, mari menulis.



Review Kuliah Kepenulisan Forum Lingkar Pena Bandung
Sabtu, 27 November 2011 09.00-12.00
By Dewi Erita

No comments:

Post a Comment