Friday 31 October 2014

money, time, & health


Bebaskan Finans Kami
Oleh Dewi Erita



Bebaskan finans kami
Sering kami terpaku di warung makan memilih-milih lauk bergizi dengan minimal uang
Curi pandang martabak telor nan dimasak yang tinggi harga—menurut uang kami
Meraba macam makanan enak di koperasi mahasiswa meski hanya pisang yang bisa kami dapat—alhamdulillah

Bebaskan finans kami
Belajar tuntaskan tugas, tabrak dan potong waktu tidur
Takpeduli bila harus mengantuk, lelah badan, berat kepala
Kami butuh ilmu, kami tamatkan tugas
Kami butuh makan, kami bekerja

Bebaskan finans kami
Sehat, bugar, cerah, ceria kami perjuangkan setiap hari
Meski harus curi-curi waktu sepulang belajar tuk olah tubuh kami
Meski tak ada hari bebas tuk lihat lihat dunia luar sana

Bebaskan finans kami
Agar otak kami terisi nutrisi yang layak
Badan kami terjejal daging dan lemak ideal
Supaya sehat badan ini dirawat luar dalam

Bebaskan finans kami
Kami jalankan titah Tuhan tuk cari ilmu sampai nafas tercabut
Kami buru  ilmu agar jadi orang pandai tak mudah ditipu tipu orang
Kami gali ilmu agar tak dijajah lagi—seperti moyang kami dulu

Bebaskan finans kami
Kami belajar
Kami bekerja
Kami paham proses

Bebaskan finans kami
Bebaskan waktu kami
Bebaskan

Bebaskan finans kami
Kami tidak menuntut
Hanya berdoa
Menyampaikan pesan jasad, ruh

Bebaskan finans kami
Kami terima daun yang jatuh
Kami paham maknanya

Depok, 31 Oktober 2014_8 Muharram 1436 H

Friday 12 September 2014

well done . .



untuk kalian yg berjalan
menikmati langkah satu dua tiga
merasakan aspal, pasir, batu

detiknya adalah panas
entah dingin mungkin manis
bisa pahit

kau lihat, dengar, rasakan sendiri
cerianya sedihnya diamnya dua tanah tempat berpijak
me nye nang kan

memimpikan bisa terdiam sejenak
beristirahat

entah kapan entah dimana
ingin merasakan kembali
bagaimana rasanya bernafas

untuk yang tercinta
Rabb-Ku
Untuk kalian semua
Orang-orang tersayang
Siapapun yang peduli yang meringankan beban ini

Aku akan lakukan
Menghentak bumi
Membuat jalan
Bertahan
Dan menyerang kembali

untuk kalian yg berjalan
menikmati langkah satu dua tiga
merasakan aspal, pasir, dan batu

ka li an ti dak sen di ri


 Dewi Erita
Depok, 12 September 2014_17 Dzulqa’dah 1435 H




Sunday 5 January 2014

Catatan Ekshibisi Nasional XI



SEDIKIT  TENTANG  THIFAN
Oleh Dewi Erita


Ciri Syukur Kita

Menggerakkan badan untuk olahraga
Memberi hak tubuh untuk digerakkan
Melatih jantung agar stabil memompa
Melatih otot agar kuat melakukan aktivitas sehari-hari


Thifan

Bela diri warisan ulama
Maka, nilai-nilai keulamaan harus ada pada tiap tamid dan banatin.

Teknik bela diri yang diadopsi dari binatang buas
Maka, ngaji sebagai pelindung
dari hawa nafsu yang tidak terkendali.

Sebagai jarum hati
Semakin berlatih semakin merasa tidak bisa,
namun bukan berarti tidak mampu.


Latihan Thifan
memperbaiki kedisiplinan

1.       Waktu latihan terbaik
adalah ketika sempat.

2.       Beda pakaian beda teknik
antara laki-laki dan perempuan
khas karakter masing-masing.

3.       Thifan ikhwan mempelajari tsenkay,
jurus 1-36
melatih reflek, merangkum banyak jurus thifan.

4.       Jurus menggunakan alat,
dinamakan teknik liqud.

5.       Bela diri itu ketrampilan
harus terus dilatih
dan otot
bukan penanda seringnya berlatih

Latihan untuk i’dad (persiapan)
tidak perlu bakat atau kesenangan

Latihan sebagai kebutuhan
bagian dari ibadah.

Efek rutin latihan,
jarang sakit.

Lebih baik berkeringat di tempat latihan
daripada berdarah-darah di jalanan.

6.       Saat latihan utama,
otot-otot tubuh berkontraksi.
Rilekskan dengan
pendinginan/ cooling down (peregangan otot).

7.       Prinsip Thifan
Cepat-Tepat-Power-Beruntun


Aplikasi Thifan
1.       Pertarungan pertama itu
pada tatapan mata.

2.       Turgul (bertarung) di jalanan
maximal memakai tiga jurus.
Lebih dari itu
selamatkan diri ! ! ! dan latihan lagi.

3.       Jangan perhatikan apa yang lawan ucapkan,
waspada terhadap tangan dan kakinya.

Saat bertemu seseorang yang besar, bertato, dan wajah yang mendebarkan jantung marah-marah dengan memaki dan membentak tetaplah tenang. Perhatikan tubuh anggota geraknya.


Etika Thifan
1.       Hargai pembimbing
Tidak mudah mencari pembimbing yang benar dan bertanggung jawab

2.       Jangan menyepelekan pembimbing.
Terlambat datang latihan dan
Tidak mengikuti instruksi pembimbing (lakukan saat diperintahkan mengulang, jangan berhenti sampai selesai kecuali saat tubuh terkapar tak berdaya)


Cerita Thifan

Thifan terlahir dari berbagai kumpulan bela diri di Cina. Nama lengkap Thifan adalah Po Khan yang berarti kepalan tangan bangsawan/ kendali kekuasaan. Saat itu, syarat untuk belajar bela diri Thifan adalah
a.       Hafidz/ hafidzah
b.      Hafal minimal 1000 hadits
c.       Anak raja/ bangsawan
d.      Aktivitas sehari-hari yaitu latihan tiga kali sehari

Bela diri Thifan ada dua belas tingkat. Setelah semua tingkat dipelajari, maka pangkatnya adalah jenderal. Seorang jenderal yang memimpin pasukan empat puluh kali pertempuran dengan membawa kemenangan terus menerus, disebut Guru Thifan.

Dalam bela diri Thifan terdapat jurus baju besi/ ciku. Apabila raja-raja Cina ingin belajar jurus tersebut, bayarannya adalah emas seberat tiga kali lipat berat badan pembimbingnya.


Cerita Kitab Thifan

Sekian tahun yang lalu salah satu tamid (murid laki-laki) Ustadz Habib kuliah S2 ke Amerika. Beliau menitipkan buku Olahraga dan Kesehatan untuk diteliti disana. Penelitian ini menggunakan alat MRI. Alat ini dapat melihat jaringan saraf. MRI lebih canggih dari X-ray dan CT-Scan. Dengan MRI, terlihat bahwa senam yang diawali dengan gerakan-gerakan keras memutuskan banyak jaringan saraf. Jurnal-jurnal kesehatan olahraga lain juga menyatakan hal yang sama. Penelitian tersebut menyatakan bahwa pemanasan yang benar dimulai dengan senam ringan. Dalam Thifan dinamakan senam sendi, senam yang bila dilakukan tampak seperti gerakan malas. Senam sendi adalah senam yang ringan dan berulang.
Penelitian tersebut didukung oleh pengalaman pendahulu Thifan dan jurnal kesehatan olahraga, bahwa apabila pemanasan langsung dimulai dengan pemanasan yang berat, maka ketika lanjut usia badan akan menjadi kaku dan  cenderung menderita osteoarthritis.
Dalam penerapan senam sendi, sebagian pendahulu Thifan tidak menyetujui karena jurnal penelitian berasal dari Amerika. Akhirnya Ustadz Habib mendirikan aliran Thifan Po Khan baru yaitu Thifan Po Khan Tsufuk/ Thifan Tufuk.
Kitab Thifan berisi ilmu yang penuh tipuan maka jangan dipercaya. Orang awam tidak boleh membacanya karena dapat disalahgunakan. Hanya orang yang diberi keluasan ilmu yang bisa memahaminya dengan baik dan benar.
                Ustadz Marsedek menyatakan bahwa Ustadz Habib adalah tamid yang sudah lulus “sarjana kethifanan”.


Thifan membentuk karakter
1.       Kunci melatih ketenangan
dengan memperhatihan dua komponen pada manusia
jasadiyah- dilatih dengan benar
ruhiyah-meningkatkan ibadah.

2.       Keberhasilan berlatih bela diri
saat melakukan serangan/ tangkisan
tidak dipikirkan
seolah tangan dan kaki memiliki mata.


“Setiap bela diri yang masuk ke Indonesia itu membawa kepercayaan.”
_Ust. Habib_


Cimahi, 5 Januari 2014_3 Rabiul Awal 1435
 Sumber:
Pembimbing-pembimbing Thifan Tsufuk
dalam acara Ekshibisi Nasional XI Thifan Tsufuk & Puteri Gading
Sabtu-Ahad, 28-29 Desember 2013
Komplek Masjid Al Fithrah Pindad Bandung