Thursday 31 May 2012

_Bebas Asma Tanpa Obat_ Resume Majalah Kesehatan Edisi Mei 2012


Bebas Asma Tanpa Obat
Resume Majalah Kesehatan Edisi Mei 2012


Bebas Asma Tanpa Obat

Bismillah .. Boleh jadi seseorang mampu bertahan tidak minum sampai tiga hari, dan menahan lapar bisa sampai 5 atau 7 hari. Namun siapa mampu menahan nafas lebih dari lima menit, sepuluh menit atau satu jam? Mungkin ada yang mampu menahan nafas lebih dari setengah jam, yakni sejumlah penyelam tanpa alat dengan resiko rusaknya gendang telinga mereka.

Rusaknya saluran pernafasan pada gilirannya mengganggu, mempersempit, menyumbat atau menghambat aliran udara ke dan dari paru-paru. Rusaknya atau terganggunya saluran nafas juga sangat memungkinkan memberikan keleluasaan bibit penyakit menerobos masuk menjelajahi organ-organ penting. Gangguan di saluran nafas ini biasanya menjadikan seseorang sulit bernafas secara normal alias mengalami sesak nafas, kadang sampai berbunyi seperti pluit atau disebut mengi – karena aliran udara mengalami banyak hambatan. Sebenarnya asma berasal dari bahasa Yunani artinya  sesak nafas. Adapun dalam istilah Arab, sesak nafas atau bengek disebut Ar-Robwu.

Meski demikian penyebab Ar-Robwu (Asma) bukan hanya kerusakan/ pencemaran lingkungan (polusi). Tapi gangguan saluran nafas ini juga dipicu oleh banyak hal, diantaranya ketegangan/ cemas (stress), intervensi setan (sihir), kurang gerak/ olahraga, pemanis buatan (aspartam) atau bahan kimia campuran makanan dan minuman, kurang gizi, menurunnya daya tahan/ antibody, merokok, ASI yang tak lancar, penggunaan pestisida dan pembasmi serangga, pemakaian bedak berlebihan dan lainnya.

Sesungguhnya kerusakan saluran nafas ini bisa dihindari bila adanya kehati-hatian merawat stabilitas rohaniah (Qalbu), menjaga kualitas makanan dan minuman, serta menghindari aktivitas berlebih dan bahan – bahan berbahaya. Dengan upaya tersebut Insya Allah kita diberikan kemampuan bebas dari Asma tanpa terikat oleh ragam obat, khususnya sintetis.


Menyapa Pemicu Asma

Tanda-tanda yang bisa diamati pada penderita sesak nafas (asma) antara lain nafas pendek, dada terasa sakit bila ditekan, tidur terganggu, sering batuk dan bersin, mudah lelah, rasa sakit saat batuk atau bersin – terlebih saat mengalami flu (pilek), konsentrasi mudah kacau.

1.       Polusi
Sumber polusi yang mengusik dan merusak saluran nafas akibat rekayasa manusia antara lain polutan/ asap alat transportasi, uap dari cerobong pabrik/ industri, asap pembangkit listrik, pembakaran (perapian, kompor) dan ragam alat pembakaran.

2.       Tempat tinggal dan lingkungan kotor
Akibat menghirup bau tak sedap dan debu yang bersarang atau mengendap/ menempel di perabot rumah tangga dalam waktu yang lama tentunya membahayakan kesehatan, khususnya menganggu organ pernafasan.

3.       Pemanis buatan
Diantara bahan dasar aspartam yakni asam amino essensial fenilalanina, dicurigai dapat tertimbun dan merusak pembuluh darah. Karena tubuh tidak mampu menghasilkan enzim pengolah asam fenilalanina, yang menyebabkan kadar asam meningkat dalam darah , dan tentunya berbahaya bagi tubuh.

4.       Gizi buruk
Kekurangan gizi berdampak terhadap kemampuan saluran pernafasan. Sebab saluran pernafasan juga membutuhkan suplai energi untuk aktivitasnya.

5.       Pembasmi serangga, pembersih & pengharum
Diantara bahan-bahan pelengkap rumah tangga yang berpotensi merusak saluran nafas dan menyebabkan asma antara lain pembasmi serangga (nyamuk dan kecoa) – sayangnya sering disebut obat bukan pembasmi, baik dari segi jenis semprot, bakar dan elektrik. Pemicu lainnya adalah bahan pembersih lantai, kaca, perabotan logam, lalu deterjen, pengharum dan pemutih ruangan. Bila digunakan berlebihan dan dihirup terlalu lama bisa merusak syu’bi (saluran nafas).

6.       Tiadanya ketenangan (stress)
Ketegangan jiwa dari kecemasan atau kekecewaan akan menguras energi tubuh, dan organ menjadi tegang dan kaku atau melemah.

7.       Ulah jin (sihir)
Jin yang masuk tubuh manusia pada umumnya suka bermain atau mengganggu organ pernafasan.


Berenang Bikin Nafas Lengang

Berenang bermanfaat untuk relaksasi, meningkatkan kesehatan jantung paru, membakar kalori. Selain itu sekitar 10 cm di atas air diyakini bergeraknya udara sangat baik, sehingga sangat bermanfaat bagi organ pernafasan. Untuk itu tidak sedikit atlet renang dunia yang mulanya adalah penderita asthma.

Mengapa renang olahraga terbaik penderita asma?
1.       Kelembaban udara di atas permukaan air cukup tinggi (mencapai 94%)
2.       Posisi tubuh saat berenang mengurangi beban sirkulasi paru
3.       Meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki saluran pernafasan
4.       Gerakan air yang menekan syaraf-syaraf tubuh dan bagian saluran pernafasan mengusir berbagai faktor penyumbatan.
5.       Renang melatih seluruh otot pernapasan  mulai dari dada, perut, bahu dan pundak semuanya ikut bergerak sehingga bisa memperbaiki  kondisi penderita asma

Renang yang dilakukan selama 3-5 kali seminggu membantu meningkatkan kesehatan jantung dan paru, idealnya antara 1-2 jam.


Terapi Ar-Robwu (Asma)
1. Balita
- <2 tahun: tingkatkan ASI
- 1 tetes minyak habatussauda ke mulut tiap3 jam
- 7 tetes habatussauda dalam mangkuk berisi air panas (di uap)
- (bila tidak ada minyak habbats) hirup minyak cengkeh asli seperti inhaler
- madu langsung ke mulut dengan jari

2. Terapi Anak
- 1 tetes minyak habbats ke hidung, 3 hari sekali
- minum minyak habbats 3x3-5 tetes
- 11 tetes minyak habbats (di uap)
- 2 sdm madu x 3 (dalam air 250ml)
- 2 x1 (susu kambing hangat 200-250 ml)
- bekam
- berenang
- jalan-jalan ke udara bersih

3. Terapi dewasa
- 2 x1 (susu kambing hangat min.250 ml)
- bekam (tiap pekan pada bulan pertama, tiap 2 pekan pada bulan kedua, tiap bulan pada bulan ketiga)
- gurah tiap 2 hari atau di uap pagi dan sore
- minum minyak habats 3x1 (7-11 tetes/ 2-3 kapsul sekali minum)
- madu asli 3 sdm pagi dan sore
- berenang
- jalan-jalan ke udara bersih


Pustaka
Tabloid Bekam Edisi 13/ Th. 3/ 2012: Bebas Asma Tanpa Obat

Cimahi, 31 Mei 2012_10 Rajab 1433H
Resume by Dewi Erita

Thursday 24 May 2012

Tarbiyah Dzatiyah_Resume Buku Islam Edisi Mei 2012


TARBIYAH DZATIYAH
Abdullah bin Abdul Aziz Al-Aidan


Definisi Tarbiyah Dzatiyah

-          Sejumlah sarana tarbiyah (pembinaan), yang diberikan orang muslim, atau muslimah, kepada dirinya, untuk membentuk kepribadian Islami yang sempurna di seluruh isinya; ilmiah, iman, akhlak, sosial dan lain sebagainya, dan naik tinggi ke tingkatan kesempurnaan sebagai manusia.
-          Tarbiyah seseorang terhadap diri sendiri dengan dirinya sendiri.


Urgensi Tarbiyah Dzatiyah

1.       Menjaga diri mesti didahulukan daripada menjaga orang lain
2.       Jika Anda tidak mentarbiyah (membina) diri Anda, siapa yang mentarbiyah Anda?
3.       Hisab kelak bersifat individual
-          Barangsiapa men-tarbiyah dirinya, in syaallah, hisabnya diringankan dan ia selamat dari siksa, dengan rahmat Allah ta’ala.
4.       Tarbiyah dzatiyah itu lebih mampu mengadakan perubahan
-          Seseorang tidak dapat meluruskan kesalahan-kesalahannya, atau memperbaiki aib-aibnya, dengan sempurna dan permanen, jika ia tidak melakukan upaya perbaikan ini, dengan tarbiyah dzatiyah, karena ia lebih tahu diri sendiri dan rahasianya.
5.       Tarbiyah dzatiyah adalah sarana tsabat (tegar) dan istiqamah
-          Tarbiyah dzatiyah juga garis pertahanan terdepan dalam melawan beragam fitnah dan bujuk rayu, yang menyerang orang Muslim pada zaman dewasa ini dan membujuknya dengan deras untuk menyimpang, gugur (dari jalan dakwah), loyo, malas, merasa takut akan masa depan, dan putus asa dengan realitas sekarang.
6.       Sarana dakwah yang paling kuat
-          Cara efektif untuk mendakwahi mereka dan mendapatkan respon mereka ialah menjadi qudwah (panutan) yang baik dan teladan istimewa, di aspek iman, ilmu, dan akhlaknya.
7.       Cara yang benar dalam memperbaiki realitas yang ada
-          Jika setiap individu baik, baik pula keluarga, dengan izin Allah ta’ala. Lalu dengan sendirinya, masyarakat menjadi baik. Pada akhirnya realitas umat menjadi baik secara total, sedikit demi sedikit.
8.       Karena keistimewaan tarbiyah dzatiyah
-          Mudah diaplikasikan, sarana-sarananya banyak, dan ada terus pada orang Muslim di setiap waktu, kondisi, dan tempat.


Sebab-sebab ketidakpedulian kepada tarbiyah dzatiyah

1.       Minimnya ilmu
2.       Ketidakjelasan sarana dan tujuan
3.       Lengket dengan dunia
4.       Pemahaman yang salah tentang tarbiyah
5.       Minimnya basis tarbiyah
6.       Langkanya murabbi (pembina)
7.       Perasaan akan panjangnya angan-angan


Sarana-sarana tarbiyah dzatiyah

1.       Muhasabah
-          Muhasabah (evaluasi) terhadap dirinya atas kebaikan dan keburukan yang telah ia kerjakan, meneliti kebaikan dan keburukan yang ia miliki, agar tidak terperanjat kaget dengan sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya pada Hari Kiamat.
-          Muhasabah diri (atas ketaatan kepada Allah ta’ala yang ia lalaikan, atas perbuatan yang lebih baik tidak ia kerjakan, dan atas hal-hal mubah dan wajar; kenapa ia mengerjakannya)
-          Muhasabah waktu
-          Orang mukmin itu pengelola dirinya sendiri. Ia menghisab dirinya atas ketaatannya kepada Allah ta’ala. Hisab sebagian orang dipermudah pada Hari Kiamat, karena mereka memuhasabahi diri mereka di dunia dan hisab sebagian orang dipersulit karena mereka mengerjakan banyak hal tanpa muhasabah.

2.       Taubat dari segala dosa
-          Hakikat dosa (mengerjakan kemungkaran dan tidak mengerjakan kewajiban-kewajiban sryar’i atau melalaikannya dalam bentuk tidak mengerjakan dengan semestinya)
-          Syarat taubat adalah berhenti dari dosa pada masa mendatang, menyesali dosa-dosa silamnya, dan bertekad tidak mengerjakannya lagi pada masa mendatang.
-          Semua dosa itu kesalahan (jangan lihat kecilnya dosa! Namun, lihatlah kepada siapa Anda bermaksiat)
-          Hukuman di dunia (Al-Fudhail berkata, “Aku bermaksiat kepada Allah, lalu efeknya aku lihat ada pada perilaku istriku dan hewan kendaraanku”)

3.       Mencari ilmu dan memperluas wawasan
-          Kiat-kiat: menghadiri pelajaran-pelajaran ilmiah mingguan, menghadiri ceramah-ceramah ilmiah dan tarbiyah secara rutin, membaca buku-buku ilmiah baik ilmu klasik maupun kontemporer, mengunjungi ulama, penyair, pemikir, mengadakan dialog, diskusi ilmiah, mendengarkan kaset-kaset ilmiah, mengikuti siaran Al-Qur’an di radio (ct. radio MQ 102.7fm, TV), membaca informasi tentang dunia Islam dan kondisi kaum muslimin di majalah dan koran.
-          Penting: Ikhlas dalam mencari ilmu, rajin mencari ilmu, terapkan ilmu yang telah dipelajari, tunaikan hak ilmu dan bayar zakatnya (mengajarkan kembali).

4.       Mengerjakan amalan-amalan iman
-          Mengerjakan ibadah-ibadah wajib seoptimal mungkin, meningkatkan porsi ibadah-ibadah sunnah, peduli dengan ibadah dzikir (membaca Al-Qur’an, dzikir berbagai kondisi, dzikir pagi dan sore hari)
-          Penting: urgensi shalat 5 waktu, antara ibadah dan adat istiadat, ilmu pengetahuan tidak cukup, ingat dzikir kepada Allah, memanfaatkan sebaik mungkin saat-saat rajin, waktu-waktu dan tempat-tempat mulia, dan urgensi tawazun (seimbang).

5.       Memperhatikan aspek akhlak (moral)
-           Sabar, membersihkan hati dari akhlak tercela, meningkatkan kualitas akhlak, bergaul dengan orang-orang yang berakhlak mulia, memperhatikan etika-etika umum.

6.       Terlibat dalam aktivitas dakwah
-          Merasakan kewajiban dakwah, menggunakan setiap kesempatan untuk berdakwah, terus-menerus dan tidak berhenti di tengah jalan, pintu-pintu dakwah itu banyak, dan kerjasama dengan pihak lain.

7.       Mujahadah (jihad)
-          Sabar adalah bekal mujahadah, sumber keinginan (ketergantungan dengan uang banyak, pernikahan, dan menunggu masa depan dengan harapan hal itu memberinya keinginan untuk mentarbiyah dirinya tanpa susah payah, adalah dugaan salah. Mujahadah datang dari jiwa, ketekunan, dan membayar harganya), bertahap dalam melakukan mujahadah, jadilah Anda orang yang tidak lalai, siapa yang mengambil manfaat dari mujahadah? Anda adalah pihak pertama dan terakhir yang mengambil manfaat.

8.       Berdoa dengan jujur kepada Allah ta’ala
-          Kebutuhan kita kepada doa, waktu-waktu dan tempat-tempat terkabulnya doa, syarat-syarat doa, jangan minta doa dikabulkan dengan segera, dan bermanfaatlah untuk Anda dan orang lain.


Buah tarbiyah dzatiyah

1.       Mendapatkan keridhoan Allah ta’ala dan surga-Nya
2.       Bahagia dan tentram
3.       Dicintai dan diterima Allah
4.       Sukses
5.       Terjaga dari keburukan dan hal-hal tidak mengenakkan
6.       Keberkahan waktu dan harta
7.       Sabar atas penderitaan dan semua kondisi
8.       Jiwa merasa aman


Al-Aidan, Abdullah bin Abdul Aziz. 2008. Tarbiyah Dzatiyah. Jakarta: An-Nadwah (cet.9_cet.1 2002)
Resume by Dewi Erita
Rabu, 23 Mei 2012_2 Rajab 1433H @ Cimahi

Thursday 17 May 2012

Resensi Buku Sastra Edisi Mei 2012 "SITTI NURBAYA" MARAH RUSLI


Resensi Sitti Nurbaya (Kasih Tak Sampai)

Sinopsis

            Siang hari sepulang sekolah, dua remaja  sedang menunggu jemputan. Mereka bernama Samsulbahri dan Sitti Nurbaya. Bendi Pak Ali, penjemput, akhirnya datang dan mengantar mereka sampai rumah di Kampung Jawa Dalam. Sebelum Nurbaya masuk rumah, Samsu mengajaknya pergi ke Gunung Padang esok hari. Nurbaya bersedia ikut. Di rumah, Samsu melihat Ayahnya, Sutan Mahmud, sedang diskusi dengan Datuk Meringgih.   
   
Senja hari, Sutan Mahmud berkunjung ke rumah saudaranya yang perempuan, Putri Rubiah, di Kampung Alang Awas. Setelah terjadi obrolan yang cukup panjang, akhirnya Sutan Mahmud memberi uang jemputan (memberi uang tatkala kawin) sebesar Rp.3000,- untuk perkawinan kemenakannya, Rukiah.  

            Keesokan harinya Samsu, Nurbaya, Arifin, dan Bakhtiar berjalan-jalan ke Gunung Padang. Mereka diantar Pak Ali sampai sungai Arau, kemudian menyeberang dengan sampan tambangan, barulah mendaki Gunung Padang (Apenberg, gunung kera). Disana mereka menikmati pemandangan, memberi makan kera, berburu burung Merbah, mencari dan memakan rujak jambu Keling (jambu Keling campur gula, garam, dan lada lalu dikocok sampai empuk).

            Di lain tempat, Putri Rubiah dan Sutan Hamzah sedang berdiskusi tentang saudaranya, Sutan Mahmud. Sutan Mahmud hanya beristri satu, tidak mau beristri banyak, lebih memilih istri yang berpendidikan meskipun bangsa kurang (kepatuhan terhadap adat), dan menyekolahkan anak sampai tinggi. Mereka sepakat bahwa sifat – sifat Sutan Mahmud tersebut sudah melanggar adat dan menyangka telah diberi pekasih (kena ramuan guna-guna) oleh istrinya. Oleh karena itu, mereka memanggil dukun, Juara Lintau, untuk menyelesaikan masalah saudaranya.

            Tiga bulan kemudian, Samsulbahri mengadakan pesta perpisahan bersama teman-teman sekolahnya. Seusai acara, saat mengantar Nurbaya ke rumahnya, Samsu menyatakan perasaan kepada Nurbaya, begitupun sebaliknya. Mereka berjanji akan menikah di kemudian hari. Esok hari di Pelabuhan Teluk Bayur, pelabuhan masyhur yang selalu disinggahi kapal-kapal besar, Samsu diantar keluarganya dan keluarga Nurbaya ke kapal yang akan membawanya ke Pulau Jawa.

            Setelah kepergian Samsu, Baginda Sulaiman menjadi bangkrut karena perbuatan Datuk Meringgih. Dia membuat pilihan untuk Baginda Sulaiman, masuk penjara karena tidak sanggup membayar hutang atau menikahkan dia dengan Nurbaya. Baginda Sulaiman memilih masuk penjara. Namun Nurbaya memilih menikah dengan Datuk Meringgih agar ayahnya tidak masuk penjara. 

            Kejadian-kejadian silih berganti. Mengapa Samsu diusir oleh Sutan Mahmud, ayahnya sendiri? Bagaimana pula kematian Baginda Sulaiman begitu cepat? Benarkah kepergian Nurbaya ke Pulau Jawa sambil membawa pergi harta Datuk Meringgih, suaminya? Siapa korban pembunuhan anak buah Datuk Meringgih itu? Apa yang terjadi sepuluh tahun kemudian? Akankah cita-cita Samsu dan Nurbaya tercapai?


Tokoh

Sitti Nurbaya               : murid Sekolah Belanda Pasar Ambacang
Samsulbahri                : murid Sekolah Belanda Pasar Ambacang
Datuk Meringgih         : Saudagar Padang yang termasyhur
Sutan Mahmud Syah   : ayahanda Samsu, Penghulu Padang
Baginda Sulaimana     : ayahanda Nurbaya, Saudagar kaya di Padang
Zainularifin                 : teman sekolah Samsu dan Nurbaya
Muhammad Bakhtiar : teman sekolah Samsu dan Nurbaya
Pak Ali                         : Kusir Bendi Sutan Mahmud (45 tahun)
Putri Rubiah                : Kakanda Sutan Mahmud
Sutan Hamzah             : Adik laki-laki Sutan Mahmud
Rukiah                         : Kemenakan Sutan Mahmud
Amat                           : Bujang Sutan Mahmud
Pendekar 3                  : Anak buah Datuk Meringgih
Pendekar 4                  : Anak buah Datuk Meringgih
Pendekar 5                  : Anak buah Datuk Meringgih


Nilai Uang menjelang Abad 19

Rp5 atau Rp10 = uang bantuan setelah beberapa tahun bekerja di kantor polisi
Rp3.000,- = nilai rumah dan tanah Penghulu Padang
Rp6.000-7.000,- = nilai rumah Baginda Sulaiman dan barang-barang Nurbaya
Rp10.000 = hutang Baginda Sulaiman kapada Datuk Meringgih untuk membangun kembali bisnisnya.
Rp50.000 = kerugian akibat 3 toko Baginda Sulaiman terbakar


Analisa alur cerita berdasarkan tahun

Tahun
Samsu
Nurbaya
Kejadian
Hijriah
1896
18 thn
15 thn
Awal cerita

1897
19 thn
16 thn
Nurbaya menjadi istri Datuk Meringgih
Baginda Sulaiman meninggal
Sitti Nurbaya meninggal
Ibunda Samsu meninggal
Samsu bunuh diri

5 Ramadhan 1315
5Zulhijah1315(jarak 3bln)
5Zulhijah1315

1907
29 thn
-
Datuk Meringgih meninggal
Samsulbahri meninggal
Sutan Mahmud meninggal
3Syafar1326(jarak 10thn)
5Syafar1326
8Rabiulawal1326(1 blan)


Analisa cerita

1.      Pelaku cerita

a.      Sifat tokoh digambarkan sesuai dengan air muka dan bangun tubuh 

… Pada wajah mukanya yang jernih dan tenang, berbayang, bahwa ia seorang yang lurus, tetapi keras hati; tak mudah dibantah, barang sesuatu maksudnya. Menilik pakaian dan rumah sekolahnya, nyata ia anak seorang yang berbangsa tinggi…

b.      Pelaku cerita zaman Pemerintah Hindia Belanda

Penjajah Belanda (serdadu) digolongkan protagonis
“ … Lagi pula janganlah salah sangka. Sekalian kami bangsa Belanda yang ada di sini, ialah pegawai Gubernemen, sebagai Tuanku-Tuanku juga, dan yang Gubernemen itu bukanlah bangsa Belanda atau kerajaan Belanda, sekali-kali tidak lain melainkan penduduk tanah Hindia inilah. Bangsa Belanda di sini sekadar memerintah, menolong mengatur

Pejuang Indonesia (perusuh) digolongkan antagonis
“… Lagi pula rupanya Pemerintah di Padang, sedang mengintip perjalanannya, karena makin lama makin kurang percaya akan kelurusan hatinya. Hal ini diketahui oleh Datuk Meringgih, itulah sebabnya maka sangat panas hatinya kepada Pemerintah Belanda. Ketika itu, sebab ada jalan, hendak dibalaskannya sakit hatinya ini. Oleh sebab itu dicarinya akal, supaya maksud Pemerintah ini tiada sampai. Disuruhnya orang-orangnya ke sana kemari, menghasut anak negeri, supaya melawan; jangan mau membayar belasting … ”


2.      Isi cerita berupa nasihat dan pesan

… Pada pikiranku, kewajiban ibu-bapa dalam hal perkawinan anaknya pertama mengingat umur anaknya itu … Kedua, haruslah orang tua itu bertanya kepada anaknya, sudahkah ada niatnya untuk kawin? … Ketiga, haruslah ditanyakan, sukakah ia kepada jodohnya itu atau tiada … Keempat haruslah umurnya berpadanan …


3.      Jenis sastra: Sastra Peralihan

Dialog antartokoh berupa pantun
Padang Panjang dilingkar bukit,
bukit dilingkar kayu jati,
Kasih sayang bukan sedikit,
dari mulut sampai ke hati.”


4.      Sudut Pandang

Pembaca dibuat seolah sedang menonton TV yang dituntun oleh reporter (penulis) untuk memahami cerita.
“… Sebelum diteruskan cerita ini, baiklah diterangkan lebih dahulu, siapakah kedua anak muda yang telah kita ceritakan tadi … “
“… Misalkan oleh pembaca yang belum ke sana, tempat ini suatu taman bunga-bungaan yang permai … “
“… Sekarang marilah kita kembali mengikuti keempat sahabat kita, yang kita tinggalkan di atas bendi tadi … “  


5.      Seting tempat

Cerita berseting di Padang dan Jakarta. Padang terdiri dari beberapa negeri (ct. Payakumbuh) serta kampung (ct. Kampung Jawa Dalam, Kampung Alang Lawas, Kampung Ranah, Kampung Padang Panjang, Kampung Kota Tengah). Jabatan golongan masyarakat yaitu Residen, Pegawai Belanda, Pegawai Anak Negeri, Tuan-Tuanku Penghulu (Padang Hilir), Tuan-Tuanku Laras (Padang Hulu), Kepala-Kepala Negeri, Kepala-Kepala Kampung, sekalian Datuk, Hulubalang, orang kaya, besar bertuah, cerdik pandai, dan para anak negeri.



Pustaka
Rusli, Marah. 2009(cet.46). Sitti Nurbaya (Kasih Tak Sampai). Jakarta: Balai Pustaka
(1922 cet. Pertama)

Rabu, 16 Mei 2012/ 25 Jumadil Akhir 1433 H
@ Cimahi
Resensi by Dewi Erita

Sunday 13 May 2012

,,_MEMULAI BISNIS_,,


MEMULAI BISNIS

Bisnis
-Mudah dimengerti
-Ada guru bisnis
-Dilakukan benar, berproses, bertahap
-Tahu kepada siapa kita belajar

1.       Ganti paradigma
a.       Bisnis
·         tidak mengenal gender
·         Tidak mengenal nasab
·         Tidak mensyaratkan usia
(Kolonel Sanders-KFC, Bill Gates muda-penemu aircraft)
·         Tidak mensyaratkan bakat
·         Tidak mensyaratkan fisik
·         Tidak mensyaratkan strata pendidikan & background pengalaman (Gudeg Banda)
Mencakup semua bidang kehidupan. Semua bisa memulai dan memilih peluang yang sama.

Dari 100% pebisnis
46% karena punya karakter ulet dan gigih

Study Case 1
Gudeg Banda
1960’an PRT, SD tidak tamat.
Kunci sukses:
JUJUR-Amanah
TAQWA-Taqwa sebenar-benarnya

Study Case 2
1997 Taman Mertua Indah
2012 Factory, SD Bintang Madani, Sygma Foundation

b.      Sukses tidak identik dengan pebisnis

2.       Luruskan pemahaman
a.       Allah tidak mungkin salah
1)      Rukun Islam
230jt penduduk Indonesia
190jt umat Islam
Umat Islam-penguasa di muka bumi

2)    Syahadah diberikan pada 9 dari 10 sahabat dijamin masuk surga, dan mereka adalah pedagang/ pebisnis.

Abu Bakar Ash Shiddiq
Umar bin Khattab
Utsman bin Affan
Zubair bin Awwam
Thalhah bin Ubaidillah
Abdurrahman bin Auf
Saad bin Abi Waqash
Said bin Zaid
Abu Ubaidillah bin Jarrah

Abdurrahman bin Auf mewariskan empat istrinya masing-masing 400(juta/milyar, ?)

Sekali infaq 100 ekor kuda
(>7juta-kuda paling jelek,
30-60juta-kuda Sulawesi,
1milyar-kuda balap Australia,
Belasan milyar-kuda hitam tercepat)
Mis.1 kuda 50 juta
Artinya, sekali infaq 50 milyar!!!

Abu Bakar menginfakkan seluruh hartanya untuk diinfakkan pada perang Hunain. (Kapasitas berbisnis sudah ditularkan ke istri dan anaknya)

3)    Hadits
Dari 20 pintu rezeki, 19nya dari bisnis

b.    Pengaplikasian niat dalam berbisnis
(At-Taubah: 105)
Muslim belajar untuk meluruskan niat dalam melakukan segala sesuatu bukan untuk hasilnya, namun proses. Demikian pula dengan berbisnis, luruskan niat, pastikan proses, tetapkan target, hasil Allah yang atur.

c.       Pemahaman
Meluaskan pemahaman laa ilaa ha ilallah. The main secret of motivation. Bisnis sendiri merupakan bagian dari kehidupan.

d.      Ilmu bisnis (Bisnis has his our language)
Bisnis punya kaidah dan bahasanya sendiri. Syarat sukses ibadah, persis sama menjadi syarat sukses bisnis.
Belajar sepanjang hayat.

3.    Rumus waktu
Waktu yang dibutuhkan seseorang untuk sukses, sama persis dengan waktu yang dibutuhkan seseorang untuk gagal.

20thn--------30thn (berhasil/gagal)
Gagal x 2.5
Rugi 5 milyar x 2.5 (min.) = 12.5 milyar (rugi sebenarnya)

4.    Action
a.    Belajar & menguasai
1)    Menemukan peluang
Ilmu ini digunakan saat akan mulai, saat berbisnis & untuk pengembangan bisnis (dipakai sepanjang masa).

2)                       Selling
Rumus: yang pertama dibeli orang dari kita adalah diri kita sendiri.

3)      Keuangan
-          Ayat terpanjang dalam Alqur’an, Al Baqarah:282, tentang transaksi, administrasi, dan hutang piutang.
-  Tahu mana hutang yang membuat kita tambah sukses, mana yang membuat kita terpuruk.
4)    Ilmu lain (negosiasi, perencanaan bisnis, akunting, dll)
5)    Mengerti bahwa ilmu bisnis tidak harus lengkap sejak awal untuk memulai bisnis (Hadits Qudtsi)
Keyakinan & pemahaman itu selaras.

b.    Jika dimiliki sejak awal, lebih membantu.
1)    Modal kerja/ akses modal
2)    Relasi/ networking
3)    Strategic partner

c.     Hapus mental block
“Setiap orang memiliki kemampuan luar biasa untuk berkhayal, membuat cita-cita besar & membuat rencana, namun tidak lebih hebat dari kemampuannya untuk MENUNDA.”
(Mario Teguh-Becoming a star)

d.    Yakin akan sukses/ berhasil
Senantiasa menjadi hamba Allah yang  bersyukur.
Optimistis sebagai bagian dari keistiqamahan.
Berdoa sebagai bagian dari sikap kebergantungan pada Allah.


Iman saja tidak cukup.
Bisnis punya bahasa tersendiri

Hadits Qudtsi
Lakukan apa – apa yang kita ketahui, maka Allah akan menunjukkan apa – apa yang kita tidak ketahui.


Disampaikan oleh Riza Zacharias
Senin, 16/01/2012
Review by Dewi Erita