Dalam Doaku: Sapardi Djoko Damono
Oleh Dewi Erita
Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman
tak memejamkan mata, yang meluas bening siap
menerima cahaya pertama, yang melengkung hening
karena akan menerima suara-suara
Dia bilang:
“Aku akan
berjaga dekat denganmu, pun saat istirahat
berucaplah,
akan kudengar tiap katamu
berbuatlah,
pantulkan sinarku sebisamu”
ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam
doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau
senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan
pertanyaan muskil
kepada angin yang mendesau entah
darimana
Dia bilang:
“Tatap
hijauku, temukan aku disana, dan kau akan merasa tenang bahagia”
Aku bilang:
“Kubayangkan
saat berjalan menembus waktu
Kelebatan
tinta masa kini itu hidup disana, indah
Akankah?
Mungkinkah? Bisakah?”
dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja
yang mengibas-ngibaskan
bulunya dalam gerimis, yang hinggap
di ranting &
menggugurkan bulu-bulu bunga
jambu, yang tiba-tiba
gelisah & terbang lalu hinggap
di dahan pohon mangga
itu
Dia bilang:
“Lihat,
gigil jadi gerak, yang mati serentak bangun
pergi,
pindah, apapun, tunjukkan jasadmu
Kan kuberi
kau sesuatu”
maghrib
ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun
sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan
kecil itu, menyusup di celah-celah jendela & pintu,
dan menyentuh-nyentuhkan pipi & bibirnya di
rambut, dahi, & bulu-bulu mataku
Aku bilang:
“Cukup,
hentikan
Tak kuasa
lagi”
Dia bilang:
“ Kutiup
kalbumu, tentram
Kuputar
simfoni, ingatmu padaku
Kuhadirkan
kawananmu, cerah asamu
Apapun
untukmu”
dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang
dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang
entah batasnya, yang setia mengusut rahasia demi
rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku
Aku bilang:
“Dalam sini,
nyeri
tiap detik,
menyakitkan
menanti saat
tercabut”
Dia bilang:
“Kuberi kau
pompa terbaik
mengiringi
tarikan udara
tapakmu kan
ada, selama itu”
“Ada
langkah, ada hikmah
Bergeraklah”
aku mencintaimu, itu sebabnya aku takkan pernah selesai
mendoakan keselamatanmu
1989
Dia bilang:
“Dekat, aku ada
menjagamu, selalu”
Aku bilang:
“Hidupku, untukMu
Kembaliku, kepadaMu
Segalanya, menujuMu”