BAHAGIA
Oleh Dewi Erita
I
Bahagia itu
“Wah, agak
gemukan sekarang.”
Bahagia itu
selesai
membersihkan uang
meski
kotorannya sangat kau butuhkan
Bahagia itu
tuntas
melahap buku
dan
memuntahkannya kembali
Bahagia itu
menanti
orang atau orang-orang
ketika dia
atau mereka datang lewat masa
Bahagia itu
melangkah di
tengah lebatnya air
memakai jas
hujan paruh badan
merasakan
dingin yang kental
Bahagia itu
naik bus
ekonomi
melepas
pandang
melihat
kecipak ratusan manusia
menikmati
sapuan angin laut
Bahagia itu
sampai di
tempat tujuan
setelah
berkendara 25 km nonstop
berebut
jalan, berpanas ria, beribu kesal tambal sabar
“Maaf Teh,
pda skit smua, jd hr ni tdk latihan dlu.”
Bahagia itu
jantung
terburu-buru
tangan
menggigil berkeringat
suara
tergagap, tidak jelas, terlalu cepat
semua mata
melumat setiap sudut tubuhmu
Bahagia itu
Izrail
mendekap dari depan agar tidak terjatuh
menarik bahu
dari belakang agar tidak terjungkal
memapah
tangan kanan agar tidak oleng
mengapit
lengan kiri agar tidak roboh
membisik
pikiran agar tetap melangkah
menayangkan
kelebat masa depan
menenangkan
bronkus alveolus
Bahagia itu
saat berada
di pinggir sungai
telapak
tangan paruh jiwa terulur
“Ayo, Thian sudah menunggu.”
II
Hatimu
membesar seluas kota Cimahi
mengangkasa perlahan
lintas kota
provinsi
pulau
negara
samudra
berkunjung
ke Holiwuud
semakin
tinggi menembus ozon
meninggalkan
Bima Sakti
menjauhi
semesta
singgah di kebun
melihat yang
tak terlihat
saat
ini.
III
kucari remah-remah bahagia menyusuri jalan setapak tak peduli musim
hujan atau musim air keringat atau musim air mata atau dua musim bersamaan atau
ketiganya sekaligus meskipun lawan-lawan itu terus membuntuti ada prasangka
menendang dari depan ada fitnah loncat dari atas ada lelah dari kanan kiri dan
ada malas dari depan belakang samping kanan kiri atas bawah semua semua
serangan semua semua ancaman semua semua semua itu kuhindari dengan jurus
mengeja huruf setelah meraba esok sambil kujaga surat surat sembari memelihara
jasad untuk mengukir abad.
Cimahi, 10
April 2013_29 Jumadil Ula 1434 H
Teh Dewi coba baca di depan anak-anak pasti seru!
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
Delete