Tuesday 5 April 2016

Gift from Meiji University



Student’s Voice Draft


Photo taken by Meiji University staff

The reason/purpose of studying in Japan
Japan is the dream country for many adolescent and young adult in Indonesia. For student, there are many college which can execute research with high technology. It also provide scholarship too. I knew Japan since junior high school from Detective Conan manga. I read all of Conan manga and watched its movie too. Many thing I learned such as elementary and senior high school life, different accent between Tokyo and Osaka, different character of people, name of city/area/prefecture, history of place, martial art, and etc. It was nice.
Prof. Rhenald Kasali, one of lecturer in University of Indonesia, said in his book that student must at least going once to abroad, especially country with different writing (not alphabet). Being in other country, we can increasing our knowledge, learn different culture, and think in many ways to survive.
In Public Health, I found Japan has low maternal mortality ratio, low sexual violence and child abuse, good health insurance, low pollution, good transportation system, good education (affective, cognitive, and psychomotor) and so on. My lecturer said if Japan do regular medical check up to maintain health and nutrition of people from elementary school. For the result, Japanese people is tall, smart, and high quality of live. It is amazing. So, what reason don’t come to Japan?

The reason/purpose of your participation in Meiji University Japanese Language Program in Winter
            I told my friend if I want going to Japan to learn their culture. I planned to work part time there about two weeks. So, I could get money for living cost and learn way of live of Japanese people in one time. A few days later, my friend told information about Japanese Language Program in Winter 2016 in Meiji University. Meiji gave us choices for homestay and provided chance to get scholarship from JASSO. What a coincidence, I thought.

About what you felt/got/learnt by participating in this program
In Japan, we went to homestay from airport by ourself. It was a challenge but I liked it. I learned to go by train, found the peron in wide station and memorizing all the stations that I through. It was puzzling to see kanji everywhere, though there is alphabet in English. I enjoyed it.
Learning Japanese Language in Meiji University was very fun. The lecturers taught the lesson step by step, systematic and full of practice. They answered our question directly, so we could catch the lesson if we didn’t understand at first. I learned Furoshiki Wrapping. I surprised, simple sheet can wrapped thing from smile size till very big size. It was traditional but interesting. For my practice, I wrapped my souvenir and brought it from Japan to Indonesia with Furoshiki sheet (gift from Meiji). I am happy with that.
Another activity field was Kimono Dressing. I wore Furisode. It was beautiful design of kimono. When we walked to near temple, almost all Japanese people along way was looking at us. They were smiling, so my nervous was fall off. Wearing tight kimono, walking with slippers in small steps, looking around the temple with student supporter and taking some pictures with another student in different country was a wonderful experience.

About your future plan/dream
I plan to go to Japan again and live there for a few years. Before that, I  will continue learning Japanese Language in Indonesia. If I have graduate and get bachelor degree, I intent to join Monbukagakusho for scholarship. Learning how Japan create public health system, meeting with my homestay family in Kamakura, improving my self discipline in there is my future plan. At the end, I can create something that will maintain and improve health of Indonesian people.

Depok, 26th March 2016

Dewi Erita
Student of Reproductive Health
Public Health Faculty
University of Indonesia
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Suara Mahasiswa

Alasan/tujuan belajar di Jepang
Jepang adalah negara impian sebagian remaja dan orang dewasa di Indonesia. Bagi mahasiswa, ada banyak perguruan tinggi yang memfasilitasi penelitian berteknologi tinggi. Beasiswa juga tersedia. Saya mengenal Jepang sejak sekolah menengah pertama (SMP) melalui komik Detektif Conan. Saya sudah membaca hampir seluruh volume komik dan menonton filmnya. Banyak hal yang saya pelajari seperti kehidupan anak-anak sekolah dasar (SD) dan pelajar sekolah menengah atas (SMA), perbedaan aksen antara orang Tokyo dan Osaka, perbedaan sifat dan karakter, nama-nama kota, jenis bela diri dan lain-lain. Semua itu menarik.
Prof. Rhenald Kasali, salah satu dosen di Universitas Indonesia, mengatakan dalam bukunya bahwa mahasiswa setidak-tidaknya pernah pergi ke luar negeri, terutama negara yang tulisannya berbeda dengan tulisan Indonesia (bukan alfabet). Berada di negara lain akan menambah pengetahuan dan wawasan kita, belajar budaya negara lain dan mampu berpikir beragam cara untuk bertahan hidup.
Dari segi kesehatan masyarakat, Jepang memiliki angka kematian ibu (AKI) yang rendah, angka kekerasan seksual dan kekerasan anak yang rendah, asuransi kesehatan yang baik, sistem transportasi yang ramah lingkungan, pendidikan dengan kurikulum yang jelas dari segi afektif, kognitif, psikomotor dan lain-lain. Dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat  berkata bahwa anak SD di Jepang selalu melakukan pemeriksaan kesehatan berkala dan sangat menjaga asupan makanan. Hasilnya, masyarakat Jepang memiliki tinggi badan di atas rata-rata, pintar dan kualitas hidup yang baik. Ini adalah sesuatu yang menakjubkan. Jadi, masih adakah alasan untuk tidak pergi ke Jepang?

Alasan/tujuan berpartisipasi dalam Program Bahasa Jepang Musim Dingin di Universitas Meiji.
            Saya memberitahu teman bahwa saya ingin pergi ke Jepang untuk belajar budaya mereka. Saya berencana untuk bekerja paruh waktu selama dua mingggu disana. Uang hasil bekerja akan digunakan untuk biaya hidup di Jepang sekaligus belajar cara hidup orang Jepang. Beberapa hari kemudian, teman memberitahu saya tentang Program Bahasa Jepang Musim Dingin 2016 di Universitas Meiji. Meiji menyediakan program homestay (tinggal di rumah orang Jepang) dan memberi kesempatan untuk mendaftarkan diri sebagai penerima beasiswa  JASSO. Bukankah ini suatu kebetulan? (Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, semuanya ada yang mengatur)

Hal yang Anda rasakan/dapatkan/pelajari setelah berpartisipasi dalam program ini
Di Jepang, kita belajar melakukan perjalanan pertama dari bandara menuju homestay dengan usaha sendiri tanpa dijemput. Ini merupakan tantangan dan saya menyukainya. Saya belajar menggunakan transportasi kereta, menemukan peron yang tepat di stasiun yang luas dan menghafal setiap stasiun yang terlewati menuju stasiun tujuan. Cukup membingungkan melihat kanji dimana-mana meskipun tersedia tulisan berbahasa Inggris. Semua hal memang harus kita nikmati.
Belajar bahasa Jepang di Universitas Meiji sangat menyenangkan. Dosen-dosennya mengajar materi tahap demi tahap, sistematis dan banyak latihan percakapan. Mereka langsung menjawab pertanyaan yang kita ajukan sehingga kita paham. Saya juga belajar membungkus barang dengan kain Furoshiki. Saya cukup takjub bahwa dengan kain yang sederhana dapat membungkus barang dari ukuran kecil (minuman botol plastik) sampai ukuran sangat besar (melebihi besar manusia yang membawanya). Ini sangat tradisional. Sebagai aplikasi ilmu yang sudah didapat, saya membungkus oleh-oleh dengan kain Furoshiki dan membawanya dari Jepang ke Indonesia (kain Furoshiki pemberian Meiji). Saya sangat senang.
Kegiatan lapangan lainnya yaitu memakai kimono. Saya memakai kimono berjenis Furisode. Itu adalah kimono dengan motif yang indah. Saat berjalan ke kuil terdekat, semua mata orang Jepang sepanjang perjalanan seolah tertuju pada kita. Mereka tersenyum sehingga rasa gugup berkurang. Memakai kimono yang ketat, berjalan menggunakan sandal khusus kimono dengan langkah kecil, melihat-lihat kuil bersama mahasiswa Jepang dan berfoto bersama dengan mahasiswa asing lain merupakan pengalaman tak terlupakan.

Tentang rencana/cita-cita masa depan
Saya berencana untuk pergi lagi ke Jepang dan tinggal lebih lama disana. Sebelum itu, saya akan melanjutkan belajar bahasa Jepang di Indonesia. Jika saya sudah lulus jenjang S1, saya berniat mendaftar beasiswa Monbukagakusho. Mempelajari sistem kesehatan, bertemu dengan keluarga homestay di Kamakura, meningkatkan disiplin diri disana adalah rencana saya ke depan. Pada akhirnya, saya akan mencoba untuk membuat sebuah karya yang akan memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia.
 


Depok, 26 Maret 2016



Dewi Erita
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Peminatan Kesehatan Reproduksi
Universitas Indonesia
-----------------------------------------------------------------------------------------------

This Student's Voice have been published on the website.

Please visit the following website.
http://www.meiji.ac.jp/cip/aseancenter/english/program/voices.html

see also
http://www.meiji.ac.jp/cip/english/about/news/2016/enjsp30000000urz.html